Senin, 16 November 2015
Minggu, 15 November 2015
Kamis, 12 November 2015
MAKALAH MOZAIK DAN MONTASE
Montase Dan Mozaik
PENDIDIKAN
SENI RUPA
Dosen
Pengampu: M.Reyhan Florean, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5 ( III/G ) :
1.
Puput Ifa Widiawati ( 14186206242 )
2.
Ria Latifa ( 14186206243)
3.
Ferty
Retnoningtias (
14186206241
)
4.
Riski Fauzi ( 14186206244)
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jl.
Mayor Sujadi Timur 7, Tulungagung. Telp.:(0355)321426
Tahun Akademik 2014/2015
Kata
Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Seni Rupa Montase dan Mozaik dengan
baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Seni Rupa
yaitu bapak M. Reyhan Florean, M.Pd.
Makalah
ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap Montase dan Mozaik. Pemahaman tersebut
dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikan garis
kesimpulan dalam makalah ini .
Makalah
Pendidikan Seni Rupa Montase dan Mozaik
ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu
pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan pembaca
dapat memahami mengenai Pendidikan Seni
Rupa Montase dan Mozaik.
Ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berkarya
menyusun makalah. Montase dan Mozaik.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam penyusunan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak,
begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan
kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Tulungagung, 13 Oktober 2015
Penulis
Kelompok 5
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR
ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang …...................................................................................................................4
B.
Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Montase.................................................................................................................5
B. Tenik Pembuatan Montase......................................................................................................5
C. Pengertian Mozaik..................................................................................................................6
D. Teknik Pembuatan Montase...................................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Seni Rupa yang berfungsi sebagai dasar keilmuan
akan memberikan landasan konseptual bagi mata pelajaran Kerajinan Tangan dan
Kesenian. Dalam ilmu pendidikan seni rupa, terdapat kerangka teoretik yang
sangat berharga bagi penerapan dan pengayaan materi Kerajinan Tangan dan
Kesenian di Sekolah Dasar atau Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu, pada buku
ini tidak sepenuhnya mengacu pada kurikulum Kertakes SD, tetapi lebih luas dan
mendasar. Pada bahasan praktika diberikan beberapa pilihan tugas berkarya bagi
Guru (calon guru) yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran Kertakes.
Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes) diberikan bagi
murid SD guna menumbuhkan kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk
sikap kreatif, apresiatif dan kritis. Kertakes memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi yang dapat
menghasilkan suatu benda yang bermanfaat.
Estetika
adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan
ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, bagaimana supaya dapat
merasakannya. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian dari Montase ?
2.
Bagaimana
teknik dari Montase ?
3.
Bagaimana
pengertian dari Mozaik ?
4.
Bagaimana
Tenik dari Mozaik ?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian Montase.
2.
Untuk
mengetahui teknik Montase.
3.
Untuk
mengetahui pengertian Mozaik.
4.
Untuk
mengetahui teknik Mozaik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Montase
Pengertian
Montase, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, yaitu komposisi
gambar-gambar yang dihasilkan dari percampuran
unsur dari beberapa sumber. Pada
perkembangannya montase yang semula terbatas pada karya dua dimensi sekarang
telah merambah kepada karya tiga dimensi. Karya montase ini juga kurang dikenal
oleh kalangan umum, karena bentuk karyanya masih mempunyai kemiripan dengan
seni lukis, seni kriya, seni patung. Sehingga jenis karya ini dianggap sebagai
salah satu dari jenis karya tersebut.
Karya
montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan
gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah kemudian dipotong
yang hanya diambil gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan
alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase.
Montase
dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari
gmbar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan
sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi. Montase disamping dibuat dua
dimensi juga tiga dimensi, montase tiga dimensi berbentuk setting.
B. Teknik Montase
Bahan dan alat yang diperlukan:
gambar dari majalah/koran/kalender bekas, atau reproduksi potret, gunting,
cutter, lem. Prosedur pengerjaan:
(a) Potonglah
gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah, poster, kalender atau
lainnya mengikuti kontur gambar/potret tersebut. Gambar yang dipotong mungkin
hanya bagian tertentu saja.
(b) Susunlah
hasil guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada kertas gambar yang
sudah disediakan. Susunan gambar tadi akan menghasilkan suatu susunan bentuk
yang baru, dan kadang-kadang aneh, lucu, dan fantastik. Penyusunannya
menggunakan lem.
Untuk memberikan kesan gambar yang
artistik dan fantastik, gambar montase ini bisa dilengkapi dengan goresan
spidol warna, atau pulasan cat air pada bagian tertentu yang dianggap perlu.


|
C.
Pengertian Mozaik
Mozaik
menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan
kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perakekat
(Depdiknas 2001). Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi
yang menggunakan material atau bahan dari kepingan – kepingan yang sengaja
dibuat dengan cara dipotong-potong atau dibentuk potongan kemudian disusun
dengan, ditempelkan pada bidang datar dengan dilem.
D. Teknik Pembuatan Mozaik
Bahan
pokok yang dapat dimanfaatkan untuk membuat mozaik ini sangat beragam. Bahan
tersebut misalnya: potongan kertas, lempengan kayu, kaca, potongan keramik,
marmer, biji-bijian, batu-batuan. Alat yang digunakan untuk mengerjakan bahan
tersebut disesuaikan dengan jenis bahan yang akan ditempelkan, misalnya:
triplekss atau karton (sebagai bidang dasar), pensil (untuk merancang pola
gambar), lem (kertas, aibon, lem putih/kayu), cutter (pisau).
Prosedur pengerjaan:
(a) Buat rancangan, gambar pada
kertas yang disediakan.
(b) Sediakan bahan yang akan ditempelkan.
(c) Tempelkanlah
bahan-bahan yang sudah disediakan itu pada tempat yang sudah dirancang. Perlu
diingat bahwa ukuran dari bahan yang ditempelkan umumnya sama. Pada satu hasil
karya mosaik, mungkin saja ada beberapa kelompok ukuran.
Karya
Mozaik (tempelan bahan alam/biji-bijan dan kertas). Menggambar bentuk adalah
kegiatan menggambar dengan meniru kemiripan bentuk benda model yang disimpan di
depan penggambar. Bagi anak SD kemiripan tidak selalu harus seperti memotret,
tetapi yang penting adalah bagaimana anak-anak bisa mengekspresikan ide/gagasan
tentang bentuk benda yang diamatinya itu. Bahan dan alat yang diperlukan:
kertas gambar, benda/model yang akan digambar, pinsil hitam/pinsil
warna/ballpoint/spidol.
Prosedur pengerjaan:
(a) Tempatkan
benda/model yang akan digambar di tengah anak-anak yang akan menggambar.
(b) Anak-anak menggambar benda
dengan mencontoh langsung benda yang dijadikan modelnya sesuai posisi mereka.
(c) Penyelesaian akhir gambar
bisa hanya hitam putih, hanya dengan pensil saja,
dengan ballpoint, atau mungkin dengan pinsil warna.
Menggambar
dekoratif ialah kegiatan menggambar hiasan (ornamen) pada kertas gambar, atau
pada benda tertentu. Sifat dekoratif pada gambar menunjukkan fungsi gambar
sebagai hiasan (motif hias). Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar,
pewarna, kuas, pinsil hitam/pinsil warna/spidol.
Prosedur pelaksanaannya:
(a) Buat rancangan atau gambar
berupa motif hias/ornamen pada kertas yang sudah disediakan atau benda 3
dimensi tertentu.
(b) Motif hias bisa berupa
stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak, atau geometris.
(c) Penyelesaian akhir gambar
seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau berwarna.
(d) Warna-warna yang digunakan bisa
diambil dari: pewarna buatan, atau pewarna alam.

|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian
Montase, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, yaitu komposisi gambar gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur dari
beberapa sumber.
2.
Mozaik
yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material
atau bahan dari kepingan – kepingan yang sengaja dibuat dengan cara
dipotong-potong atau dibentuk potongan kemudian disusun dengan, ditempelkan
pada bidang datar dengan dilem.
B.
Saran
Dengan
ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Kolase dan Montase, semoga kita semua bisa benar-benar memahami Kolase dan
Montase. Sehingga, kita bisa mengetahui dan memahami isinya.
DAFTAR
PUSTAKA
MAKALAH ESTETIKA ABAD PERKEMBANGAN DAN ESTETIKA PRA MODERN
Estetika Abad
Pertengahan Dan Estetika Pra Modern
PENDIDIKAN
SENI RUPA
Dosen
Pengampu: M.Reyhan Florean, M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 5 ( III/G ) :
1. Puput Ifa
Widiawati ( 14186206242 )
2. Ria Latifa ( 14186206243)
3. Ferty Retnoningtias (
14186206241
)
4. Riski Fauzi
( 14186206244)
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jl.
Mayor Sujadi Timur 7, Tulungagung. Telp.:(0355)321426
Tahun Akademik 2014/2015
Kata
Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Seni Rupa Estetika Abad
Pertengahan dan Estetika Pra Modern dengan baik dan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan Seni Rupa yaitu bapak M. Reyhan Florean, M.Pd
Makalah
ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Pra
Modern. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan,
pembahasan masalah, serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini .
Makalah
Pendidikan Seni Rupa Estetika Abad
Pertengahan dan Estetika Pra Modern ini disajikan dalam konsep dan
bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah
ini. Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Pendidikan Seni Rupa Estetika Abad
Pertengahan dan Estetika Pra Modern.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk berkarya menyusun makalah. Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Pra
Modern. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Tulungagung, 27 Maret 2015
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang …...................................................................................................................4
B.
Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Estetika ...............................................................................................................5
B. Estetika Abad
Pertengahan....................................................................................................6
C.
Estetika Pra Modern..............................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
Seni Rupa yang berfungsi sebagai dasar keilmuan akan memberikan landasan
konseptual bagi mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian. Dalam ilmu
pendidikan seni rupa, terdapat kerangka teoretik yang sangat berharga bagi
penerapan dan pengayaan materi Kerajinan Tangan dan Kesenian di Sekolah Dasar
atau Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu, pada buku ini tidak sepenuhnya mengacu
pada kurikulum Kertakes SD, tetapi lebih luas dan mendasar. Pada bahasan
praktika diberikan beberapa pilihan tugas berkarya bagi Guru (calon guru) yang
dapat diterapkan dalam mata pelajaran Kertakes.
Kerajinan
Tangan dan Kesenian (Kertakes) diberikan bagi murid SD guna menumbuhkan
kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif
dan kritis. Kertakes memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman berapresiasi dan berkreasi yang dapat menghasilkan suatu benda yang
bermanfaat.
Estetika
adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan
ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, bagaimana supaya dapat
merasakannya. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian estetika seni rupa ?
2.
Bagaimana
estetika abad pertengahan seni rupa?
3.
Bagaimana
estetika pra modern seni rupa?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian estetika seni rupa.
2.
Untuk
menjelaskan estetika abad pertengahan seni rupa.
3.
Untuk
menjelaskan estetika pra modern seni rupa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Estetika
Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu
cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah
pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit.
Estetika yang berasal dari bahasa Yunani
"aisthetika" berarti hal-hal yang dapat dicerap oleh
pancaindera. Oleh karena itu estetika sering diartikan sebagai pencerapan
indera (sense of perception).Alexander Baumgarten (1714
1762), seorang filsuf Jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata
"aisthetika", sebagai penerus pendapatCottfried
Leibniz (1646-1716). Baumgarten memilih estetika karena ia
mengharapkan untuk memberikan tekanan kepada pengalaman seni sebagai suatu
sarana untuk mengetahui (the perfection of sentient knowledge).
Untuk estetika sebaiknya jangan dipakai kata filsafat
keindahan karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan
falsafi tapi sudah sangat ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan
saja dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni,
perkembangan seni dan sebagainya.
Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah tersebut
yang penting adalah masalah manakah yang termasuk estetika, dan berdasarkan
masalah apa dan ciri yang bagaimana. Hal ini dikemukakan
oleh George T. Dickie dalam bukunya "Aesthetica".
Dia mengemukakan tiga derajat masalah (pertanyaan) untuk mengisolir
masalah-masalah estetika. Yaitu pertama, pernyataan kritis yang
mengambarkan,, menafsirkan, atau menilai karya-karya seni yang
khas. Kedua pernyataan yang bersifat umum oleh para ahli sastra,
musik atau seni untuk memberikan ciri khas genre-genre artistik
(misalnya: tragedi, bentuk sonata, lukisan abstrak). Ketiga, ada
pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi, dan lain-lain.
B.
Estetika Abad Pertengahan
Abad pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi
kreativitas seniman dalam berkarya senii. Agama Nasrani (Kristen) yang mulai
berkembang dan berpengaruh kuat pada masyarakat akan menjadi
"belenggu" seniman.
Gereja Kristen lama bersifat memusuhi seni dan tidak
mendorong refleksi filosofis terhadap hal itu. Seni mengabdi hanya untuk
kepentingan gereja dan kehidupan sorgawi. Karena memang kaum gereja beranggapan
bahwa seni itu hanyalah/dan selalu mmemperjuangkan bentuk visual yang sempurna
(idealisasi). Manusia merupakan pusat penciptaan. Segala sesuatu karya kembali
kepada manusia sebagai subyek matternya. Hal ini dinamakan
anthroposentris.
Tokoh Renesans (dari kata Renaissance), Leon Battista mengatakan bahwa lukisan adalah
penyajian tiga dimensi. Ia menekankan penggambaran yang setia dan
konsisten dari subyek dramatik sebuah lukisan.
Battista
berpendapat pula bahwa seniman harus mempelajari ilmu anatomi manusia, dan
kaidah-kaidah teknik senirupa yang lain. Dengan kata lain, seniman perlu
mengikuti pendidikan khusus, selain mengembangkan bakat seninya.
Pandangan ini pun diikuti para ahli lainnya dan para seniman di jaman
initermasuk Leonardo dan Vinci. Istilah akademis dalam seni mulai tampak
dirintis, karena ada usaha para seniman untuk mengembangkan ilmu seni secara
rasional (teori yang berlandaskan kaidah seni klasik Yunani/Romawi).
C.
Estetika Pra Modern
Anthony
Ashley Cooper mengembangkan metafisika neoplatoistik yang memimpikan
satu dunia yang harmonis yang diciptakan oleh Tuhan. Aspek- aspek dari alam
yang harmonis pada manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi
manusia, dan satu pengertian tentang keindahan yang menilai dan menghargai seni
dan alam. Keagungan, termasuk keindahan merupakan kategori estetika
yang terpenting.
David
Hume lebih banyak menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan bahwa
keindahan bukan suatu kualitas yang objektif dari objek. Yang dikatakan baik
atau bagus ditentukan oleh konstitusi utama dari sifat dan keadaan manusia,
termasuk adat dan kesenangan pribadi manusia. Hume juga membuat konklusi,
meskipun tak ada standar yang mutlak tentang penilaian keindahan, selera dapat
diobyektifkan oleh pengalaman yang luas, perhatian yang cermat dan sensitivitas
pada kualitas-kualitas dari benda.
Immanuel
Kant, seperti Hume, bertahan bahwa keindahan bukanlah kualitas objektif dari
objek. Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling
mempengaruhi secara harmonis,diantara imajinasi dan
pengertian (pikiran). Penilaian selera maknanya subjektif dalam arti ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Estetika
diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan
dengan gejala yang indah pada alam dan seni.
2. Abad pertengahan merupakan abad
gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam berkarya senii. Agama Nasrani
(Kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh kuat pada masyarakat akan
menjadi "belenggu" seniman.
3.
Anthony
Ashley Cooper mengembangkan metafisika neoplatoistik yang memimpikan
satu dunia yang harmonis yang diciptakan oleh Tuhan. David Hume lebih banyak
menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan bahwa keindahan bukan suatu
kualitas yang objektif dari objek. Immanuel Kant, seperti Hume, bertahan bahwa
keindahan bukanlah kualitas objektif dari objek.
B.
Saran
Dengan ditulisnya
makalah yang menjelaskan tentang Estetika
Abad Pertengahan dan Estetika Pra Modern ini, semoga kita semua bisa
benar-benar memahami tentang Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Pra Modern.
Sehingga, kita bisa mengetahui dan memahami isinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)